Minggu, 30 Agustus 2015

Cerita Legenda Ular Dandaung Lengkap

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Legenda Ular Dandaung Cerita Rakyat dari Kalimantan Selatan, Dongeng Bahasa Sunda, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Legenda Ular Dandaung Cerita Rakyat dari Kalimantan Selatan, Dongeng Bahasa Sunda, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel.

Pada zaman dahulu kala, ada sebuah kerajaan besar dan termasyhur di wilayah Kalimantan Selatan. Letak kerajaan tersebut diapit dua buah gunung dan dialiri sebuah sungai yang cukup besar. Tanahnya sangat subur dan hasil kekayaan alamnya pun melimpah ruah sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja yang adil dan bijaksana. Beliau mempunyai permaisuri dan tujuh putri yang cantik jelita. Kekayaan alam yang dimiliki bukan untuk kepentingan keluarga Raja, melainkan untuk kesejahteraan rakyat. Rakyat mengolah lahan pertanian sesuai dengan hak yang mereka miliki. Tidak pernah terjadi sengketa antar penduduk. Mereka benar-benar hidup rukun dan damai.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Namun disuasana tenang damai tersebut, tiba-tiba masyarakat digegerkan dengan kemunculan burung besar. "Ada burung raksasa!... Ada burung raksasa!!!", teriak penduduk negeri yang melihat burung raksasa itu memecah ketenangan. Mereka tidak tahu darimana asalnya burung raksasa yang tiba-tiba datang mengamuk itu. Burung raksasa itu sangat menakutkan, paruhnya besar dan tajam mengkilat. Sekali mematuk manusia langsung menemui ajal. Cakarnya dapat langsung mencengkeram puluhan orang dan dibuat tak berdaya. Kepakan sayapnya membuat hampir seluruh wilayah negeri menjadi gelap gulita. Seluruh rakyat negeri itu menjadi panik dan ketakutan.

"Tenang semua !... Kita harus melawan burung raksasa itu?" kata Mahapatih kepada Raja. Raja pun segera mengirim ribuan prajurit tangguhnya, tentara pilihan untuk meringkus burung raksasa itu. Bermacam senjata diarahkan ke tubuh burung raksasa itu, namun semua usaha sia-sia. Bahkan burung raksasa itu semakin membabi buta, mengamuk bagai banteng terluka. Tak seorang prajurit pun yang selamat, demikian pula dengan nasib penduduk negeri. Sawah dan ladang menjadi porak poranda. Keadaan negeri yang rukun dan damai itu, bagaikan kalah perang dan hancur binasa.

Melihat kerajaan yang sudah luluh lantak dan tak ada lagi rumah, sawah, maupun harta benda yang tersisa, semuanya itu membuat rakyat yang masih tersisa menjadi sangat tersiksa. Maka dengan sisa kekuatan yang ada, prajurit dan rakyat yang sempat melarikan diri bahu membahu menyusun kekuatan dan mengumpulkan senjata apa saja untuk melawan burung raksasa yang jahat itu. Berkat kekompakan dan kerjasama antara prajurit dan rakyat yang mati-matian melawan burung raksasa, akhirnya burung raksasa kelelahan dan menghentikan serangannya. Rakyat bersyukur kepada Tuhan untuk sementara terhindar dari serangan burung raksasa tersebut.

Namun, beberapa hari kemudian mereka kembali dikejutkan oleh kedatangan seekor ular raksasa. Ular itu mendatangi istana kemudian ia membuka mulutnya lebar-lebar dan menjulurkan lidah berbisa dihadapan keluarga Raja yang sangat ketakutan. "Jangan takut Baginda raja, hamba tidak akan membunuh Baginda dan keluarga, asalkan Baginda sudi mengabulkan permohonan hamba," kata ular itu sambil mendesis.

Mendengar ucapan ular raksasa yang memberi tanda tidak akan membahayakan keluarganya, Raja memberanikan diri berkata pada ular raksasa. "Siapakah engkau sebenarnya hai ular? Dan apa keinginanmu ?," tanya Raja. "Nama hamba Ular Dandaung," jawab ular raksasa dengan penuh hormat. "Hamba ingin memperistri salah seorang putri Baginda," lanjutnya.

Tentu saja keluarga Raja terperanjat kaget bukan kepalang. Bahkan putri sulung dan kelima adiknya menjerit ketakutan sambil merangkul ibundanya. Namun, Raja tetap berusaha tenang dan berusaha menguasai keadaan agar jangan sampai suasana menjadi kacau. Raja berpikir sejenak sambil mengatur nafas. Beliau ingin mencari jalan keluar yang terbaik, sebab bila beliau salah langkah, pasti jiwa mereka terancam. "Aku tidak menolak, tetapi juga tidak menerima permintaanmu," kata Raja setengah kebingungan. "Aku harus bertanya kepada putri-putriku," tambahnya. Mendengar jawaban Raja, mata Ular Dandaung bersinar-sinar seperti mengharapkan kepastian dari salah seorang putri Raja.

Namun putri-putri Raja dari yang sulung sampai putri keenam tidak mau menerima pinangan Ular Dandaung.
"Aku tidak mau kawin dengan ular yang menjijikkan !,". "Cuih !. Lebih baik aku mati, daripada kawin dengannya", begitulah kata-kata yang keluar dari putri-putri Raja.

Pada akhirnya, Putri Bungsu pun menjawab, "Aku bersedia menjadi istrinya," ucapnya pelan, sambil bersimpuh di depan ayahandanya. Beberapa hari kemudian, Putri Bungsu dan Ular Dandaung diumumkan sebagai suami istri yang sah. Tentu saja banyak ejekan maupun cemooh dari keenam kakaknya, namun ia jawab dengan senyuman manis.

Pada suatu malam, Putri Bungsu tiba-tiba terbangun dan terkejut melihat yang berada di sampingnya bukan Ular Dandaung, melainkan seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa berbusana Raja. "Jangan terkejut Putri, aku ini suamimu. Kau telah menolongku bebas dari kutukan," kata Ular Dandaung meyakinkan. Setelah Putri Bungsu tenang, Ular Dandaung kemudian bercerita bahwa ia dikutuk karena kesalahannya. Ia akan terbebas dari kutukan apabila dapat memperistri seorang putri raja, dan ia berhasil.

Melihat kejadian itu, keenam kakak Putri Bungsu menyesal. Namun apalah daya, nasi telah menjadi bubur. Ular Dandaung ternyata seorang yang sakti mandraguna. Melihat kerajaan mertuanya porak poranda ia langsung turun tangan. Ia segera mencari Burung Raksasa. Terjadilah pertempuran hebat. Ular Dandaung mengerahkan segala kesaktiannya dan akhirnya berhasil membinasakan burung raksasa tersebut. Sejak saat itu, kerajaan tersebut menjadi aman dan tenteram.

Pesan Moral Cerita Legenda Ular Dandaung adalah : Setiap kejadian buruk yang menimpa kita, pasti akan ada hikmahnya. Jangan melihat sesuatu dari tampilan luarnya, apa yang tampak buruk pada lahirnya belum tentu buruk pada isinya.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Untuk belajar memahami itu semua, coba adik-adik tebak dari Cerita Legenda Ular Dandaung diatas, ber tema apa, tokohnya siapa dan settingnya dimana, ayo siapa yang tahu?.


Baca selengkapnya

Sabtu, 29 Agustus 2015

Dongeng Fabel Kura-Kura dan Seekor Kadal Lengkap

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kura-Kura dan Seekor Kadal, Dongeng Bahasa Sunda, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kura-Kura dan Seekor Kadal, Dongeng Bahasa Sunda, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel.

Zaman dahulu kala, disebuah kampung hiduplah seekor kura-kura. Suatu hari dia pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan dapurnya. Walau sangat lambat jalannya, tetapi akhirnya sampai juga dia ke pasar. Dia membeli bahan makanan di pasar. Setelah mengikat Dia membeli banyak belanjaan sampai dua karung. Satu karung terdiri dari bahan bunbu dapur, dan sekarung lainnya berisi sayuran kegemarannya. Setelah dia mengikat karung-karung itu dengan tali, ia pun menyeretnya pulang.

Dalam perjalanan pulang ia melewati depan rumah Kadal. Saat itu Kadal sedang duduk-duduk santai di teras rumahnya. Dia melihat Kura-kura menyeret sekarung makanan. "Ahaa..., kini aku bisa mendapat banyak makanan!" pikir si Kadal.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Perlahan-lahan dia membuntuti si Kura-kura. Di tempat yang sepi Kadal memotong satu tali penarik karung milik Kura-kura dan karung itu dibawanya pulang. Kura-kura mula-mula tidak tahu kalau satu karung belanjaanya sudah tidak ada lagi. Namun ketika dia menoleh ke belakang ... "Waduh, mana karungku yang satunya??" teriaknya bingung. "Belanjaanku hilang satu karung!"

Dia pun segera berbalik. Ia menelusuri kembali jalan yang tadi dilaluinya, untuk mencari harungnya barangkali putus dan tertinggal di jalanan itu. Dia menoleh ke kiri dan ke kanan, namun tak juga ditemui. Akhirnya di depan rumah Kadal, Kura-kura melihat karung belanjaannya ada di sana. Kura-kura segera menghampiri si Kadal. "Maaf Kadal, mungkin kamu telah salah mengambil karung saya. Saya paham betul kalau ini belanjaan yang aku beli di pasar tadi!" kata Kura-kura menjelaskan.

"Oh, tidak mungkin, kamu jangan mengaku-ngaku!" kata si Kadal, "Ini bukan karungmu!. Aku tadi menemukannya di jalan, Benda ini tergeletak di jalanan. Aku mengambil dan membawanya pulang. Berarti ini miliku sekarang!" Kadal pun memasukkan karung belanjaan tersebut ke dalam rumahnya.

Beberapa hari kemudian tampak Kura-kura berjalan melalui jalan itu kembali. Dia lewat di depan rumah si Kadal. Dilihatnya Kadal sedang tertidur pulas sedangkan ekornya menjulur keluar tergeletak melintang di jalanan. Perlahan Kura-kura mendekat. Dipegangnya ekor si Kadal erat-erat lalu ditariknya sekuat tenaga. Dan ... ekor itu pun putus. "Aduh! sakit sekali!!!" teriak si Kadal. "Hai kau apakan ekorku! Oh, rupanya kamu memutuskan ekorku yah?!!! Cepat sini!.. kembalikan ekor itu padaku!"

Dengan enteng si Kura-kura menjawab. "Tidak bisa! Ini bukan ekormu! Aku mengambilnya di jalan. Benda ini tergeletak begitu saja di jalanan. Jadi aku ambil. dan sekarang benda ini adalah punyaku, bukan punyamu!" jawab si Kura-kura sambil berlalu. Sementara si Kadal hanya bengong sambil sesekali melihat pantatnya yang tampak lucu tanpa ekor. Dia kini paham dengan apa yang barusan di lakukan si Kura-kura. Rupanya si Kura-kura ingin memberi pelajaran berharga tentang perilaku dalam kehidupan. Si kadal lalu berjanji dalam hati, kalau dia tidak akan mengulangi kesalahannya lagi, mengambil barang yang bukan haknya adalah perbuatan tidak baik dan tercela.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Untuk belajar memahami itu semua, coba adik-adik tebak dari cerita Dongeng Fabel Kura-Kura dan Seekor Kadal diatas bertema apa, pesan/amanatnya apa, tokohnya siapa dan settingnya dimana, ayo siapa yang tahu?.


Baca selengkapnya

Dongeng Fabel Ayam dan Musang Lengkap

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Ayam dan Musang, Dongeng Bahasa Sunda, Dongeng Anak Indonesia
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Ayam dan Musang, Dongeng Bahasa Sunda, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia

Di sebuah hutan yang lebat, langit tampak mendung dan menghitam. Gerimis pun mulai turun membasahi dedaunan dan membuat suara gemericik. Angin pun berhembus agak kencang seolah akan terjadi hujan lebat. Di sebuah goa kecil yang berada di tebing curam, tinggal seekor ayam betina yang sedang mengerami telurnya. Menurut perhitungan nenek dukun ayam, telur tersebut tidak lama lagi akan menetas. Tentu hal tersebut sangat membuat induk ayam bahagia, karena Sang induk ayam memang sangat menyayangi bakal anak-anaknya tersebut. Dari kejauhan tampak seekor musang mendekati goa tempat tinggal si ayam betina. Tampaknya dia sudah paham betul tempat tinggal si ayam dan dia yakin kalau si jago tidak ada di rumah kalau sore-sore seperti ini. Dia pun mulai mengendap-endap supaya kedatanganya tidak di ketahui si ayam betina.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Sesampai di dekat goa, Musang terhenti. Nampaknya dia sedang berfikir, karena jalan menuju goa tidak semudah yang ia bayangkan apalagi suasana hujan seperti saat itu, si musang harus menaiki sebuah batu besar yang memang satu-satunya jalan untuk menuju mulut goa tersebut, sayangnya musang tidak bisa memanjat batu itu. Memang untuk keluar masuk goa si ayam pun biasanya menggunakan tangga.

Akhirnya akal licik dan akal bulus musang muncul, ia mondar-mandir di sekitar mulut goa, lalu berteriak "Hai ayam, aku membawa pesan penting dari Tuan Singa, tolong turunkan tangga tali yang biasa kamu pakai" pinta si musang.

Rupanya si ayam betina sudah mengetahui bahwa musang sedang mengincarnya. "Ya tunggulah sebentar, akan saya turunkan tangga untukmu. Tapi sebelum itu aku juga ada pesan dari serigala sahabatku, dia punya sesuatu untuk kamu....sebentar ya..serigala...serigala...kemari sini!! Ini ada si Musang kebetulan datang!! Cepatlah kemari Serigala!" si induk ayam berteriak-teriak dari dalam goa.

Mendengar si ayam berteriak memanggil Serigala, Nyali Si musang langsung ciut dan ia pun berfikir "Wah ternyata dia sahabat serigala yang menjadi musuhku, Bahaya nih, dari dulu aku selalu babak belur dibuatnya! Sebaiknya aku pergi saja!". Si musang langsung lari terbirit-birit meninggalkan kediaman induk ayam.

Akhirnya si ayam dan telur-telurnya selamat dari akal licik si musang yang hendak memangsanya. "Bukan hanya kamu, aku saja takut dan lari kalau beneran ada serigala disini, ahihihi" tawa induk ayam sambil membetulkan posisi duduknya mengerami telur-telur kesayanganya. Tak beberapa lama, benar saja perkiraan nenek dukun ayam. Telur-telur tersebut mulai menetas dan bersamaan dengan itu ayam jago pulang dari mencari makanan di hutan. Dia membawa banyak sekali makanan untuk keluarganya. Mereka pun hidup bahagia dengan kehadiran anggota keluarga yang baru, sepuluh anak ayam telah menetas dan membuat hangat suasana di goa terpencil itu.

Pesan Moral Dongeng Fabel Ayam dan Musang adalah : Janganlah suka berbohong kepada siapapun karena bohong itu perbuatan dosa dan tercela, apalagi jika berbohong untuk sebuah tindak kejahatan. Hendaknya kita saling menyayangi dan kasih mengasihi sesama makhluk Tuhan, karena itu adalah perbuatan mulia.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita. Untuk belajar memahami itu semua, coba adik-adik tebak dari cerita diatas temanya apa, tokohnya siapa dan settingnya dimana, ayo siapa yang tahu?.


Baca selengkapnya

Jumat, 28 Agustus 2015

Dongeng Gajah dan Orang Buta Lengkap

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Gajah dan Orang Buta, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Gajah dan Orang Buta, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia.

Dahulu kala, di sebuah negeri ada seorang raja yang mengalami kerepotan dengan para menterinya. Mereka terlalu banyak berbantah sehingga nyaris tak satupun keputusan dapat diambil. Para menteri itu mengikuti tradisi kuno, masing-masing menyatakan bahwa dirinyalah yang paling benar dan yang lainnya salah. Meskipun demikian, ketika sang raja yang penuh kuasa menggelar sebuah pesta di negeri tersebut, mereka semua bisa sepakat untuk cuti bersama. Intinya, jika hal tersebut menguntungkan mereka, maka mereka baru sependapat.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Pesta rakyat yang luar bisa itu digelar di alun-alun istana. Ada banyak atraksi yang ditampilkan, ada nyanyian dan tarian tradisional, akrobat, musik dan banyak lagi. Dan di puncak acara, di kerumunan banyak orang dengan para menteri yang tentunya menempati tempat duduk terbaik, tampak sang raja menuntun sendiri seekor gajah ke tengah arena pesta. Di belakang gajah itu berjalanlah beriringan orang-orang buta.

Setekah sampai di tengah arena, Sang raja kemudian meraih tangan orang buta pertama, menuntunnya untuk meraba belalai gajah itu dan memberitahunya bahwa itulah gajah. Raja lalu membantu orang buta kedua untuk meraba gading sang gajah, orang buta ketiga meraba kupingnya, yang keempat meraba kepalanya, yang kelima meraba badannya, yang keenam meraba kaki, dan yang ketujuh meraba ekornya, lalu menyatakan kepada masing-masing orang buta bahwa itulah yang dinamakan gajah.

Lalu raja kembali kepada si buta pertama dan memintanya untuk menyebutkan dengan lantang seperti apakah gajah itu.

"Menurut pertimbangan dan pendapat saya," kata si buta pertama, yang meraba belalai gajah, "saya nyatakan dengan keyakinan penuh bahwa seekor �gajah� adalah sejenis ular"

"Sungguh omong kosong," seru si buta kedua yang meraba gading gajah. "Seekor �gajah� terlalu keras untuk dianggap sebagai seeokr ular. Fakta sebenarnya, dan saya tak pernah salah, gajah itu seperti bajak petani."

"Jangan ngawur kamu!," cemooh si buta ketiga yang meraba kuping gajah. "Seekor �gajah�adalah seperti daun kipas yang besar dan lebar."

"Kalian semua makin ngawur... hahahahaha...!" tawa si buta keempat yang meraba kepala gajah. "Seekor �gajah� sudah pasti adalah sebuah gentong air yang besar."

"Makin aneh saja kalian ini!," cibir si buta kelima yang meraba badan gajah. "Seekor �gajah�adalah sebuah batu karang besar."

"Dasar orang-orang aneh dan pembohong semua!" kata si buta terakhir yang meraba ekor gajah. "Aku akan memberitahu kalian apa sebenarnya �gajah� itu. Seekor gajah adalah semacam pecut. Aku tahu, aku dapat merasakannya dengan sangat."

"Sumpah! Gajah itu seekor ular.". "Tidak bisa! Itu gentong air!". "Bukan! Gajah itu� " Dan para buta itu pun mulai berbantah dengan sengitnya, semuanya bicara berbarengan, menyebabkan kata-kata melebur menjadi teriakan-teriakan yang lantang dan panjang. Tatkala kata-kata penghinaan mulai mengudara, lantas datanglah jotosan. Para buta itu tidak yakin betul siapa yang mereka jotos, tetapi tampaknya itu tidak terlalu penting dalam tawuran semacam itu. Mereka sedang berjuang demi pronsip, demi integritas, demi kebenaran. Kebenaran masing-masing pada kenyataannya.

Saat prajurit raja melerai perkelahian diantara orang-orang buta itu, kerumunan hadirin di alun-alun istana terpaku diam dan wajah para menteri tampak malu. Setiap orang yang hadir menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh raja melalui pelajaran itu.

Masing-masing dari kita hanya mengetahui sebagian saja dari kebenaran. Bila kita memegang teguh pengetahuan kita yang terbatas itu sebagai kebenaran mutlak, kita tak ubahnya seperti salah satu dari orang buta yang meraba satu bagian dari seekor gajah dan menyimpulkan bahwa pengalaman mereka itu sebagai sebuah kebenaran, dan yang lainnya: salah.

Bayangkanlah jika ketujuh orang buta itu mampu menarik suatu kesimpulan bahwa �seekor gajah� adalah sesuatu yang seperti batu karang besar, yang ditopang oleh empat batang pohon. Di bagian belakang batu karang itu ada seutas pecut pengusir lalat, dan di depannya ada gentong air besar. Di setiap sisi gentong air itu terdapat dua daun kipas, dengan dua bajak yang mengapit seekor piton panjang! Mewreka tentu akan tahu gambaran seekor gajah yang sebenarnya, bagi orang yang tak akan pernah melihatnya.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.


Baca selengkapnya

Dongeng Si Buta dan Si Bongkok Lengkap

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Si Buta dan Si Bongkok, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Si Buta dan Si Bongkok, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel, Hikayat, Dongeng Asal Usul, Kumpulan Kisah Nabi, Kumpulan Cerita Anak Indonesia.

Pada zaman dahulu kala, hiduplah dua orang pemuda yang tinggal di sebuah kampung terpencil. Mereka berdua bersahabat karib, kemana pun mereka pergi selalu bersama, dan hampir tidak ada perselisihan yang mereka alami. Mereka memang saling butuh karena keadaan fisik mereka yang sama-sama tidak sempurna. Pemuda yang bertubuh kekar dan kuat tidak bisa melihat/buta matanya, sementara yang dapat melihat mempunyai kekurangan yaitu tubuhnya bungkuk/bongkok. Oleh karena fisik mereka itulah, orang di kampung tersebut kemudian menyebut mereka dengan julukan si Buta dan si Bongkok.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Si Buta sangat ramah dan baik hati, dan selalu percaya pada si Bungkuk teman karibnya. Sementara si Bungkuk sebenarnya sering menipu si Buta. Setiap ada undangan kenduri si Buta duduk berdampingan dengan si Bungkuk. Saat makan si Buta selalu mengeluh, �Pemilik rumah ini kikir ya,� bisiknya,
�masak tak ada dagingnya, lauknya cuma sayur dan kerupuk.�

Si Bungkuk hanya tersenyum karena diam-diam sudah mengambil daging dari piring si Buta. Si Bungkuk bahagia bersahabat dengan si Buta. Setiap ada kesempatan, ia manfaatkan kebutaan temannya itu untuk menguntungkan dirinya sendiri. Si Buta yang tidak mengetahui kelicikan dan kcurangan si Bungkuk juga merasa senang. Setiap saat si Bungkuk dapat jadi matanya dan bisa membantu kemanapun dia pergi.

Pada suatu hari si Bungkuk mengajak si Buta pergi ke hutan untuk berburu. Kebetulan tidak jauh dari kampungnya memang ada hutan lebat tempat bermacam binatang hidup. Pada waktu itu belum ada senapan untuk berburu. Penduduk yang ingin mendapatkan buruan biasa menggunakan jerat sebagai jebakan dan tombak, begitu juga si Bungkuk dan si Buta.

�Kalau nanti kita mendapat rusa atau hewan apa pun, pokoknya hasilnya kita bagi sama rata,� ujar si Bungkuk. Tentu saja si Buta sangat setuju dengan usul si Bungkuk. Sementara si Bungkuk sibuk menyiapkan jerat dan tombak sebagai senjatanya untuk berburu.

Rupanya hari itu mereka sangat beruntung. Seekor rusa yang cukup gemuk berhasil mereka tangkap. Si Bungkuk segera membagi rusa hasil buruan jadi dua bagian, namun dengan licik ia mengatakan kalau rusa yang mereka tangkap adalah rusa kurus dan tua, si Bungkuk pun menyisihkan tulang-tulang dan sebagian kecil dagingnya untuk si Buta. Sementara daging yang besar dan empuk dia sisihkan untuk dirinya sendiri.

�Kita masak sendiri-sendiri saja ya, biar sesuai selera kita,� kata si Bungkuk sambil memberikan bagian Si Buta. Si Buta pun menurut saja, dan pergi ke rumah untuk mulai memasak. Walaupun tidak melihat, kemampuan si Buta dalam memasak tidak meragukan. Aromanya mengundang si Bungkuk untuk datang, dan mereka pun makan bersama-sama. Si Bungkuk makan daging empuk rusa, Si Buta makan tulang-tulang dan daging yang sangat sedikit bagiannya. �Nikmat sekali daging rusa ini!� kata si Bungkuk. �Iya, Sedaaaap sekali!� kata si Buta. �Tapi sayang ya, rusanya kurus!�

Si Bungkuk hanya tersenyum tanpa merasa bersalah. Sementara si Buta, karena merasa sayang tulang-tulangnya sudah dimasak dengan susah payah, ia memaksa menggigit tulang itu lagi. la mengerahkan segenap tenaga menggigit tulang sekuat-kuatnya hingga bola matanya melotot. Ajaib! Mata si Buta seketika itu bisa melihat lagi! �Aku bisa melihat!... Aku bisa melihat!!!! Bungkuk.... Aku bisa melihat sekarang!!!� teriaknya. Si Buta menatap sekeliling, dan dilihatnya tulang-tulang di piringnya dan daging-daging di piring si Bungkuk.

�Kurang ajar! Rupanya selama ini kau telah menipuku ya?!� katanya. Si Buta pun mengambil tulang rusa paling besar, menghajar si Bungkuk dengan tulang itu dengan beberapa pukulan. Badan si Bungkuk pun babak belur. Dan seperti si Buta, keajaiban pun terjadi ketika si bungkuk bangkit dari duduknya ternyata punggungnya tidak bungkuk lagi.

�Lihat !!!... Aku berdiri tegak! Punggungku tidak bungkuk lagi!� teriaknya girang. Mereka pun berpelukan dan bermaaf-maafan, seterusnya bersama-sama makan daging rusa yang masih ada. Sejak saat itu, mereka bersahabat baik kembali, si buta yang sudah bisa melihat tidak mengingat-ingat lagi kesalahan si bungkuk yang telah menipunya. Dan si bungkuk yang telah sembuh juga berjanji tidak akan berbuat licik dan tidak jujur kepada siapapun. Dia telah menyadari semua kesalahannya. Mereka pun kini hidup bahagia dengan kesempurnaan fisik mereka.

Pesan Moral Cerita Dongeng Si Bungkuk dan Si Buta adalah : Ternyata, dalam penderitaan hidup ada saja hikmah yang bisa kita peroleh. Dan satu lagi, janganlah berperilaku licik, tidak jujur apalagi oleh ketika kita dipercaya oleh orang lain.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.

Baca selengkapnya

Kamis, 27 Agustus 2015

Dongeng Fabel Ayam Jago dan Jarum Emas Burung Elang Lengkap

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Ayam Jago dan Jarum Emas Burung Elang, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Ayam Jago dan Jarum Emas Burung Elang, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel.

Pada zaman dahulu kala, di hutan rimba hiduplah seekor ayam Jago dan seekor Elang. Mereka adalah sahabat baik dan hampir seperti keluarga, sering saling membantu dan menolong satu sama lain. Pada suatu hari ketika si ayam jago sedang asik mencari makan di dalam hutan, tanpa sepengetahuanya di balik semak-semak ada sekor harimau yang sedang mengintainya. Ketika ayam jago sedang asyik mengais-ngais mencari makanan, tiba-tiba harimau muncul dan ingin memangsanya. Ayam jago pun berlari terbirit-birit untuk menyelamatkan diri,tapi harimau itu terus mengejarnya. Harimau yang sedang kelaparan karena sudah dua hari tidak makan itu pun tak mau kehilangan mangsa yang sudah di depan mata. Sedangkan si ayam jago berusaha berlari lebih cepat,karena ayam tidak bisa terbang, dia pun hanya berjalan dan berlari di tanah.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Ayam jago semakin terpojok, tentu saja kecepatan larinya tak bisa menandingi kecepatan harimau. Ketika keadaan semakin gawat,tiba-tiba sang elang datang menolongnya. Dia menyambar dan mematuk harimau itu bertubi-tubi. Di patuk dan di cakar dengan paruh dan kukunya yang tajam, Ahirnya harimau itupun lari kembali masuk ke dalam hutan dengan membawa luka dan rasa sakit di sekujur tubuhnya. "Untungkah kamu cepat datang.... Terimakasih elang sahabat ku. Kalau tidak, mungkin aku sudah di mangsa oleh Harimau itu". Kata ayam jago dengan nafas terengah-engah. "Sama-sama kawan. Bukankah sebagai sahabat kita memang harus saling menolong".Kata elang dengan ramah. "Tapi tidak selamanya kamu bisa menolong ku, Hari ini aku termasuk beruntung karena kau tepat waktu datangnya, coba tadi telat sedikit saja. Pasti aku sudah jadi almarhum sekarang". Kata ayam jago dengan wajah murung. "Sudahlah kawan. Tak usah murung begitu. Mungkin ucapan mu memang benar.Andai saja aku bisa melakukan sesuatu untuk membuat mu bisa merasa tenang,pasti akan aku lakukan".Kata elang coba menghibur. "Yah..Mungkin memang sudah takdir kawan. Aku ini cuma seekor ayam, takdir ku hanya bisa berjalan di atas tanah. Andai saja aku bisa terbang seperti mu, pasti tak ada lagi yang bisa mengganggu ku". Kata ayam setengah mengeluh. "Hmm..Kalau itu keinginan mu, mungkin aku bisa membantu".Jawab elang. "Benarkah kawan? Bagaimana caranya?". Tanya ayam Jago penasaran. "Bangsa burung mempunyai sebuah benda pusaka berupa jarum emas. Jarum itu kami gunakan untuk menyulam sayap-sayap kami agar kami bisa terbang. Tapi... Jarum itu tak bisa di pinjamkan pada semua binatang, Karena jarum itu adalah benda pusaka bangsa kami".Jawab elang. "Wahh... benarkah? Apa kau juga tak bisa meminjamkanya pada ku? Kita kan sahabat baik, masa kau tidak percaya padaku?". Tanya ayam coba membujuk Elang.

Sesaat, Elang tampak berfikir, tapi setelah ayam terus merengek dan membujuknya...Ahirnya elangpun berjanji, Besok akan datang ke rumah ayam jago dan meminjamkan jarum emas itu. Hari sudah beranjak sore. mereka pun pulang kerumahnya masing-masing.

Keesokan harinya, ayam jago tampak sudah rapi duduk di teras rumah. Sesekali dia keluar dan melihat sekeliling. Tampaknya dia sedang menunggu kedatangan burung Elang. Tidak begitu lama, akhirnya burung elang tiba di rumah ayam Jago. Burung elang langsung duduk sambil menegluarkan sesuatu dari balik sayapnya. "Nah gunakanlah harum ini dengan bijak. Jaga baik-baik. Jangan sampai kamu hilangkan. Karena aku yang meminjamnya dari raja burung Elang. Jika sampai ada apa-apa pada jarum ini, maka bangsa elang yang akan menanggung aib dan di salahkan oleh semua bangsa burung. Dan ingat pesan ku, Setelah selesai kau pakai, simpanlah baik-baik sampai aku datang untuk mengambilnya. Jangan kau pinjamkan pada siapapun tanpa seijin ku". Kata elang berpesan pada Ayam Jago. "Aku paham kawan. Aku berjanji akan mengingat dan memenuhi semua pesanmu itu. Dan jarum ini akan ku jaga baik-baik". Jawab ayam jago Meyakinkan. "Baiklah kalau begitu. Jarum itu aku pinjamkan pada mu. Tiga hari lagi aku akan datang untuk mengambilnya kembali".Kata elang kemudian terbang tinggi ke cakrawala.

Setelah elang pergi, ayam jagopun cepat-cepat menyulam sayapnya dengan jarum emas. Dia tak sabar untuk segera dapat terbang seperti elang, kawannya. Namun baru setengah sayap yang di sulamnya, dia tak sabar untuk segera mencoba. Diapun menaruh jarum emas itu di atas batu, kemudian dia mencoba terbang naik ke atas pagar. "Ahaaa....Ahirnya aku bisa terbang sekarang !!!". Teriak ayam jago dengan bangganya. Walau hanya baru setinggi pagar, dia sudah sangat merasa bangga dan senang. Tiba-tiba si ayam betina datang. Dia sangat heran dan takjub melihat ayam jago yang bisa naik di atas pagar. "Hai ayam jago, bagaimana kau bisa naik setinggi itu?".Tanya si ayam betina penasaran. "Aku terbang untuk naik ke sini". Kata ayam jago membanggakan diri pada ayam betina. "Terbang???! Bagaimana bisa?". Tanya ayam betina semakin penasaran dan tidak percaya. "Tentu saja bisa. Aku menyulam sayap ku dengan jarum emas yang aku pinjam dari elang sahabat ku". Jawab ayam jaga sambil terus mengepakan sayapnya tanpa memperhatikan ayam betina. "Wah..Hebat. Apakah aku boleh meminjamnya juga agar aku bisa terbang sepertimu??". Kata ayam betina mencoba merayu. "Ya Tentu saja boleh. Ambilah jarum itu di atas batu di sebelah mu. Lalu cepatlah terbang ke samping ku". Kata ayam jago dengan gembira. Dia telah lupa pada janjinya pada burung Elang.

Si ayam betina pun segera menyulam sayapnya. Karena tak sabar ingin segera bisa terbang seperti ayam jago, sebentar-sebentar dia terus mencoba terbang. Begitu dia lakukan berkali-kali. Dan ahirnya..Ayam betina pun bisa terbang ke atas pagar menyusul ayam jago. Mereka berduapun sangat senang dan gembira sekali. Setelah mereka puas bertengger, merekapun kembali turun untuk meneruskan menyulam agar bisa terbang sepenuhnya. Namun, Jarum emas yang mereka gunakan telah hilang entah kemana. Mungkin karena kibasan sayap ayam betina tadi, jarum itu jatuh kesela-sela bebatuan. "Wah celaka!! Kau taruh dimana jarum emas tadi?". Tanya ayam jago mulai panik. "Aku tak tahu, aku lupa menaruhnya..".Jawab ayam betina. "Kalau sampai jarum itu hilang, elang pasti akan sangat marah pada ku. Ayo kita segera mencarinya sama-sama". Kata ayam jago makin panik.

Mereka berduapun segera mencari jarum itu, lama mereka mencari namun tetap tidak ditemukan. Mereka makin panik dan mulai mencakar-cakar tanah berharap jarum itu mereka temukan, siapa tahu jarum itu terselip dan tertimbun ke dalam tanah. Tapi sampai hari menjelang gelap, jarum itu tak mereka temukan. Dan pada esok hari merekapun kembali meneruskan pencarian. Tapi sampai hari ketiga, jarum itu tetap tidak ditemukan. Sampai pada ahirnya Elang pun datang untuk mengambil jarum itu. Tapi setelah mendengar jarum itu telah hilang, elang sangat marah. Dia sangat murka karena ayam jago sahabatnya telah melanggar janji. Ayam jago telah meminjamkan jarum emas itu tanpa seijin sang elang, hingga membuat jarum itu hilang.

"Hai ayam jago!!!.. Aku percaya pada mu, tapi kau menghianati kepercayaan ku. Apakah kau tak sadar? Karena kecerobohanmu, bangsa elang yang menanggung akibatnya. Kami akan diasingkan dan di kucilkan oleh bangsa burung. Pokoknya aku tak mau tahu, kau harus tanggung jawab. Selama kau belum menemukan jarum emas itu, anak cucu keturunan mu tidak akan aman dari ancaman bangsaku". Kata elang kemudian terbang dengan membawa amarah yang meluap-luap.

Dan sejak saat itulah, sampai sekarang elang selalu menyambar anak-anak ayam dan ayam juga selalu mencakar-cakar tanah ketika mereka mencari makan. Berharap mungkin mereka bisa menemukan jarum emas yang pernah mereka hilangkan. Dan kebiasaan itu terus berjalan sampai saat ini.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Ayam Jago dan Jarum Emas Burung Elang adalah : Jangan pernah menghiati kepercayaan yang diberikan kepada kita, karena itu akan membuat orang lain kecewa dan tak mempercayai kita lagi. Berusahalah menjadi orang yang mampu mengemban amanah. Dan Jangan pernah mengambil atau meminjamkan sesuatu tanpa seijin pemiliknya.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.

Baca selengkapnya

Rabu, 26 Agustus 2015

Dongeng Fabel Ayam Jantan dan Merpati Lengkap

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Asal Usul dan Kenapa Ayam Jantan Berkokok, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Asal Usul dan Kenapa Ayam Jantan Berkokok, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang, Fabel.

Alkisah, di sebuah hutan nun jauh disana. Hiduplah beragam jenis binatang diantaranya Gajah, singa, beruang, kancil, serigala, dan Badak. Selain hewan-hewan besar disana juga hidup bernaeka binatang dari jenis unggas dan burung, diantaranya ayam Jago dan burung Merpati/Dara. Sejak dulu ayam jago memang selalu iri pada merpati. Ayam jago punya tabiat yang kurang baik, bukan hanya pada merpati, tapi juga ke semua binatang. Ia sombong dan selalu membangga-baggakan mahkota yang ada di kepalanya. Dia selalu saja mengejek burung merpati dan binatang kecil lainnya dengan ucapan yang tidak baik. Sedangkan Burung Merpati hanya menerima saja jika diejek oleh ayam jago, dia lebih baik diam daripada melayani ejekan si jago.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Suatu hari, dihutan itu akan diadakan perlombaan mengambil seikat padi yang di gantung di dahan pohon. Perlombaan itu memang di khususkan untuk kalangan burung yang bisa terbang. Merpati yang mengetahui akan ada lomba segera mendaftar pada panitia lomba. Mengetahui hal itu tentu saja Si ayam Jago tidak senang. Ia tidak ingin melihat merpati menang dalam lomba tersebut, lalu ia pun memaksakan untuk ikut lomba itu walau sebenarnya dia tidak pandai terbang. Karena memaksa, akhirnya panitia pun memperbolehkan si Jago untuk ikut mendaftar. Perlombaan itu tampaknya akan cukup ramai karena diikuti banyak bangsa burung. Diantara peserta ada sekelompok burung bagau, burung gagak, burung elang, burung pipit dan burung kakak tua. Dalam perlombaan tersebut yang mendapat perhatian paling banyak adalah ayam jago dan juga burung merpati. Karena semua hewan tahu kalau Ayam jago dan merpati memang tidak Akur.

Tepat pukul sembilan pagi perlombaan pun segera dimulai. Panitia lomba mengumumkan peraturan lomba. ternyata lomba tersebut menggunakan sistem gugur, dan di babak terakhir akan mempertemukan dua peserta saja. Giliran pertama adalah burung elang melawna burung gagak, mereka bersiap-siap di titik yang telah di tentukan. Setelah aba-aba di bunyikan, merekapun melesat terbang berebut siapa yang paling dulu mendapatkan seikat padi yang tergantung tersebut. Dan ternyata di menangkan oleh Elang. Begitu seterusnya hingga singkat cerita sampailah pada babak final. Di babak akhir bertemulah ayam jago dan burung merpati.

Ayam jago sudah bersiap-siap begitu pula dengan Merpati. Setelah terdengar aba-aba, ayam Jagi kangsung melompat tinggi sambil susah payah berusaha mengepakan sayapnya, sementara burung merpati hanya bengong melihat tingkah ayam jago. Ayam jago menyadari bahwa ia hanya bisa melompat dan tidak bisa terbang seperti burung merpati, namun burung merpati segera menyusul terbang dengan mudahnya. Pelan-pelan, ketika burung merpati berhasil melewati ayam jago untuk meraih ikatan padi, ayam jago mematuk kaki burung merpati agar burung merpati tidak berhasil mendapatkan padi itu.

Rupanya siasat licik ayam jago berhasil, kaki burung merpati terluka dan patah, tapi bukannya turun kembali, sambil menahan sakit burung merpati justru makin kencang mengepakkan sayapnya dan berhasil mendapatkan padi tersebut. Sementara itu, ayam jago yang sudah kelelahan mengepakkan sayapnya akhirnya terjun bebas dan harus mengakui kekalahannya dari burung merpati. Tak disangka oleh ayam jago, ternyata sang dewa melihat perbuatan yang telah dilakukannya dan kemudian memberi hukuman. Mahkota yang selalu dibanggakan dan kemana-mana dikenakan di kepala ayam jago, diambil paksa dan hanya disisakan sebagian saja di atas kepalanya. Sang dewa bilang, �Kau kuhukum karena tekah berbuat curang pada burung merpati, dan mahkotamu kuambil. Jika kau ingin mahkotamu kembali, panggil aku dan teriakkan penyesalanmu di setiap pagi. Mungkin mahkota ini akan kukembalikan.� Kemudian, sang dewa pun pergi, dan ia memberi hadiah kepada burung merpati berupa kesembuhan pada kakinya.

Sejak saat itu, Mahkota ayam jago tidak utuh lagi. Dan setiap pagi ayam jago pun meneriakkan penyesalannya serta memohon kepada sang dewa untuk mengembalikan mahkotanya yang telah diambil dari kepalanya.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Ayam Jantan dan Merpati adalah : Penyesalan selalu datang terlambat, berbuatlah jujur dan jangan pernah curang. Ketidak jujuran seringkali membawa petaka. Jika kita sudah kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidup kita, penyesalan tidak ada gunanya lagi.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.


Baca selengkapnya

Selasa, 25 Agustus 2015

Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah Lengkap

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.

Di sebuah hutan, huduplah seekor Kuda dan Kancil. tentu bukan hanya mereka saja penghuni di hutan tersebut. Ada Musang, serigala, Kerbau, Gajah, Keledai, Kura-kura dan hewan lainnya. Mereka saling berbagi dan hidup rukun di dalam hutan yang sejuk nan indah dengan pepohonan hijau rindang. Walau pun mereka hidup dengan rukun, namun ada saja hewan yang punya tabiat buruk yaitu si Kuda. Sifatnya yang suka usil dan agak sombong membuatnya beda dengan hewan-hewan yang lain di hutan tersebut. Menurut rencana ketua hewan di hutan itu, Beberapa hari lagi akan diadakan perlombaan lari tingkat hewan pemakan rumput untuk memperebutkan sebuah hadiah berupa sepetak padang rumput yang hijau dan muda-muda daunnya. Siapapun yang menang, hewan lain tidak boleh memakan rumput di padang rumput tersebut tanpa seijin pemiliknya/pemenang lomba.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Suatu hari, ketika si Kancil sedang berjalan-jalan menyusuri jalanan setapak di hutan itu, tiba tiba ada si Kuda yang berlari sangat kencang mendahuluinya. �Hai Kancil jelek! ayo kejar aku kalau bisa.... kamu tidak bisa berlari.. hehehehehe!� Ejek si Kuda sambil terus berlari. Si Kancil yang kaget menghentikan langkahnya. �Dasar kuda jangan sombong, aku bisa berlari cepat kok, Besok kita buktikan di perlombaan�. Gumam Kancil. sementara si Kuda sudah tidak tampak, menghilang di sebuah kelokan.

Esok paginya, acara perlombaan pun akan segera dimulai. Tampak si Kerbau dan Si sapi sudah siap-siap dengan kostum lari kebanggaan mereka. Sementara Si Kuda asyik merumput tak jauh dari tempat panitia lomba. Dia pun sudah mengenakan kostumnya. Tak jauh dari si Kuda tampak si Kambing, Si Keledai, dan Si Kancil sedang melakukan pemanasan dengan bolak-balik berlari-lari kecil. Sementara si Jerapah sedang melakukan pendaftaran di panitia lomba. Selesai merumput, si Kuda mendekati si Kancil yang masih melakukan pemanasan. "Buat apa kamu melakukan itu semua cil, buang-buang tenaga saja!!!." Kata si Kuda meremehkan. "Ini namanya pemanasan agar otot-otot kita tidak tegang tau???" Jawab si Kancil. �Ah bohong, paling-paling kamu lagi bergaya biar dilihat sama yang lain. Aku tidak pernah pemanasan tidak pernah ototnya tegang tuh!!!� Kata Kuda lagi. "Lihat itu si Kambing dan si keledai juga tau pentingnya pemanasan, mereka melakukannya". Kata kancil sambil menunjuk ke arah Kambing dan Keledai, kemudian dia berlalu meninggalkan si Kuda yang memperhatikan Si Kambing dan keledai berlari bolak-balik tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Tepat pada pukul sepuluh pagi pertandingan pun segera akan dimulai. "Priiiiiiiiiiittttttttt !!!!!!" terdengar suara pluit panjang dari panitia pertandingan menandakan agar para peserta lomba untuk segera berkumpul. Setelah mereka berkumpul dan mendengarkan beberapa instruksi dari panitia, merekapun segera menuju lintasan lari. Aba-aba pun di bunyikan, Si Kuda langsung berlari meninggalkan si kancil dan peserta lainnya. Teman-teman si kancil berteriak memberi semangat pada kancil, sehingga ia terus berusaha berlari mengejar kuda yang sudah jauh di depan. Di belakang si kancil tampak si Kambing, Keledai dan jerapah. Sementara peserta yang lain masih jauh tertinggal di belakang. Di urutan paling depan si Kuda yang merasa sudah jauh meninggalkan peserta lain seskali menengok ke belakang dan sesekali sengaja bergaya dengan berjalan mundur. Tampak olehnya si kancil sudah mulai menyusul. Dengan cepat si kuda berlari dan menambah kecepatannya. Namun tiba-tiba dia meringkik keras sambil jatuh terduduk memegangi kakinya yang terasa kaku dan sakit. Rupanya si Kuda kejang otot gara-gara malas melakukan pemanasan. Akhirnya si kancil bisa mendahului si kuda yang sedang meringis kesakitan di lintasan. Disusul kemudian oleh si Kambing, si Keledaia dan peserta yang lain. Akhirnya si kancil itupun memenangkan lomba lari sebagai juara pertama dan disusul Kambing dan Keledai.

sementara Si kuda langsung di hampiri oleh para medis yang terdiri dari si gajah dan si badak. Si gajah yang sudah hafal benar dengan tabiat buruk si kuda yang suka mengejek binatang lain sengaja menakut-nakuti si Kuda. "Wah gawat nih, otot kaki kamu kayaknya tidak bisa pulih, lihatlah !!! ini kaku sekali seperti batang kayu" Mendengar itu si Kuda sangat ketakutan dan cemas kalau dia tidak akan bisa berlari lagi. "Jangan begitu dong pak Gajah, tolong sembuhkan sakit di kakiku ini. Apapun permintaanmu akan saya penuhi" Janji si Kuda. "Benarkah??? kamu akan memenuhi permintaan saya kalau kakimu sembuh nanti?" Tanya gajah. "Iya saya janji, sembuhkan dulu kakiku ini" Jawab si Kuda. Mendengar jawaban si Kuda, gajah lalu memoleskan ramuan ke kaki si Kuda. dengan di urut sebentar, kaki kuda pun mulai bisa digerakan dan berkurang rasa sakitnya. Sebenarnya walau kuda tidak berjanji apa-apa pun, si gajah juga akan menyembuhkan kakinya karena tugasnya sebagai para medis pertandingan. Namun sekalian menyelam minum air ibarat pepatah, maka kesempatan itu ia gunakan untuk menyadarkan si Kuda atas tabiat buruknya. "Sekarang kakimu sudah baikan, sekarang aku ingin meminta sesuatu dari kamu, Kuda". Kata gajah menagih janji. "katakanlah apa yang pak gajah inginkan dari saya, pasti saya kabulkan." kata Kuda. "Saya hanya minta kamu untuk belajar merubah sifat kamu yang kurang baik, jangan suka meremehkan binatang lain dan janganlah sombong pada sesama hewan, itu saja permintaanku padamu". Kuda terdiam dan merenungi kata-kata si Gajah, "Rupanya selama ini aku telah banyak berbuat kesalahn, telah berlaku sombong dan jahat pada teman-teman saya. Dan hari ini masih ada yang peduli dan mau mengingatkan aku atas kesalahan yang selama ini aku lakukan" Kata kuda dalam hati. Akhirnya ia pun menyadari kesalahannya. dia bersumpah tidak akan melakukan kesalah yang sama. Kuda yang sombong itu pun segera meminta maaf pada si kancil dan semua teman-temannya yang pernah dia jahati. Kini si Kuda sudah banyak mempunyai teman, tidak seperti dulu yang selalu dijauhi karena sifat buruknya. Akhirnya semua hewan di hutan itu pun hidup dengan rukun dan damai.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Kuda, Kancil dan Gajah adalah : Hendaknya kita jauhi sifat sombong dan merasa paling bisa. Dan jangan suka jahil terhadap teman. Orang yang sombong, jahil dan nakal akan dijauhi teman. Perbuatan sombong adalah perbuatan yang dibenci Tuhan.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.


Baca selengkapnya

Dongeng Fabel Jerapah dan Kelinci Lengkap

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Jerapah dan Kelinci, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Jerapah dan Kelinci, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.

Zaman dahulu, di sebuah hutan yang dipenuhi pohon besar nan subur menghijau tinggallah para hewan dengan berbagai jenis, mulai dari kupu-kupu, lebah, penyu, burung gagak, kura-kura, gajah, kancil, jerapah, singa, harimau, elang, bangau, kelinci hingga semut. Suatu hari, Singa sedang sakit tetapi tak satu pun binatang yang bisa memberikannya obat, dan hanya buah apel pelangi yang bisa menyembuhkannya. Tetapi dengan ketinggian bukit yang sangat curam, Si Srigala yang merupakan Tabib di hutan itu tidak bisa mengambilnya. Karena semua hewan yang dimintai tolong semuanya tidak ada yang berani mengambil, akhirnya Sang Singa itu mengadakan sayembara. Sayembaranya adalah �Bagi hewan yang dapat mengambil buah apel pelangi yang bisa menyembuhkan dirinya yang sedang sakit, dan dapat mengambilnya dengan tepat waktu di atas bukit di hutan tersebut. Singa akan memberikan mahkota pangeran sebagai pendamping Raja Hutan dan dua peti emas�.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Mendengar sayembara dengan hadiah yang cukup besar itu, para penghuni hutan yang tadinya takut dan tidak berani mengambil buah di lereng curam itu akhirnya menjadi sangat tertarik dan ingin mengikuti sayembara yang diberikan Singa. Tetapi dengan ketinggian bukit itu yang sangat curam, jarang ada hewan yang bisa melewatinya. Sayembara itu membuat hutan menjadi ramai dengan para hewan yang membicarakannya. �Hai teman-teman, Apakah kalian juga akan mengikuti sayembara dari raja hutan baginda Singa itu?�, tanya seekor Jerapah. �Iya, aku pasti akan mengikuti sayembara itu, karena aku ingin menjadi pangeran hutan dan kaya raya.�, jawab seekor Badak. �Bukan hanya kamu, aku pun ingin menjadi pangeran di hutan ini.� Kata seekor Keledai. �Kalau aku juga ingin mendapat sekarung emas.� Kata kancil juga. �Kalau hadiahnya sebesar itu, aku juga akan mengikuti sayembara itu, kamu sendiri bagaimana Jerapah?� tanya Kelinci pada Jerapah. �Itu sudah pasti, aku kan hewan yang paling kuat dan punya jangkauan paling tinggi di hutan ini, pasti dengan mudah buah itu akan saya dapatkan dan aku sudah pasti yang akan menjadi pangeran hutan ini.� Jerapah menjawab dengan sombongnya. �Hei, kamu jangan merasa paling bisa dulu Jerapah, kita kan belum bertanding.� Kata Gajah. �Belum bertanding saja aku sudah tau pasti kalian tidak akan kuat mendaki bukit itu.� Ketus Jerapah sambil mengibaskan kepalanya. �Jerapah, kamu tidak boleh sombong dengan kekuatanmu, dan untuk teman-teman yang lain. bertandinglah untuk menyelamatkan sang raja, bukan hanya untuk mendapatkan hadiah.�, jelas kelinci dengan sopan. �Iya kelinci, pada dasarnya aku ingin menyelamatkan raja.� Kata kura-kura. �Ah Sudahlah! Aku malas berbicara dengan kalian. Aku ingin pulang saja, dan aku ingin beristirahat supaya besok aku akan memenangkan sayembara itu.� kata Jerapah kesal. Mendengarkan pernyataan ketus Jerapah, hewan-hewan lainnya pun menjadi kesal akan sikap Jerapah yang sangat angkuh dan sombong itu. Dan mereka pun beranjak pulang untuk menyiapkan diri mengikuti sayembara besok.

Keesokkan harinya, Raja Hutan Baginda Singa menyatakan untuk memulai sayembara bagi warga hutan. �Bagi para penduduk hutan yang ingin mengikuti sayembara, segera maju ke depan. Karena sayembara akan segera dimulai.� Suara raja hutan Singa dari atas podium di depan Istana. Mendengar pernyataan itu, para hewan yang akan mengikuti sayembara segera berlari mendekati Singa yang tampak lemah karena sakitnya. Dengan berbekal semangat dan kekuatan, para hewan dengan percaya dirinya mengikuti sayembara. Para binatang pun sudah berkumpul di depan istana, raja Singa pun memberikan pengarahan kepada para binatang. �Peraturannya adalah bahwa para binatang harus memetik apel pelangi yang berada di atas bukit dan segera membawanya turun ke dalam istana, lalu memberikannya padaku.� Jelas raja Singa. �Pasti aku yang akan memenangkan sayembara ini, aku lebih kuat dan tangguh daripada kalian semua. Hai, kura-kura! Sebaiknya kamu tidak usah mengikuti sayembara ini, kamu terlalu lemah sudah pasti kamu kalah.� kata Jerapah mengejek kura-kura yang berada di sampingnya saat itu. �Kamu sombong sekali Jerapah, semua hewan berhak mengikuti sayembara ini.� kata kura-kura. �Iya itu benar, semua hewan berhak mengikuti ini, dan yang terpenting kami sudah melakukan pemanasan.� Kata Kelinci. �Terserah kalian sajalah! Kamu juga kelinci, kamu pasti akan aku kalahkan, meski aku tidak melakukan pemanasan seperti kalian, tapi aku sudah pasti menang.� Kata Jerapah dengan sombongnya. Mereka saling bicara hingga membuat gaduh. Tiba-tiba sang Raja Singa mengatakan bahwa sayembara akan segera dimulai. �Perhatian untuk semaunya, harap tenang.... Saya berpesan berhati-hatilah dalam mendaki bukit, dan Apakah kalian sudah siap?� . tanya Raja Singa. �Kami sudah siap Baginda!!� teriak para hewan yang mengikuti sayembara serentak.

�Guungggggggg�!!!!".  Raja baginda Singa memukul Bende/Gong sebagai tanda sayembara telah dimulai. Semua hewan yang mengikuti sayembara pun berlarian menurut rutenya masing-masing, mereka berlari sekencang mungkin saling berlomba untuk lebih dahulu mencapai puncak bukit. Dan ketika setengah perjalanan menuju atas bukit banyak hewan yang kelelahan dan akhirnya menyerah dan terkulai lemas dengan nafas yang tersengal-sengal. Si Keledai malah sampai nyungsep karena saking capeknya. Sementara Gajah terduduk di bawah pohon sambil menjulur-julurkan belalainya dan mengibaskan telinganya untuk kipasan. Bahkan si Kambing dan Serigala sudah balik arah sebelum sampai mendekati bukit. Kini peserta yang masih bertahan tinggal menyisakan dua ekor hewan yaitu, Jerapah dan Kelinci. Awalnya Jerapah memimpin di depan, tetapi ketika hampir sampai di atas bukit, tiba-tiba saja kaki Jerapah mengalami kejang-dan keram, ia pun tidak bisa melanjutkan perjalanannya mengambil buah apel pelangi, akhirnya ia berhenti di bawah pohon yang teduh sambil meringis kesakitan memegangi kakinya. Kelinci yang awalnya berada di belakang Jerapah, sekarang ia sudah sampai di atas bukit dan segera memetik beberapa buah apel tersebut untuk diberikan pada raja hutan Baginda Singa.

Ketika ia hendak turun untuk kembali ke istana, ia melihat Jerapah yang sedang merintih kesakitan sambil berguling-guling seperti anak kecil yang minta mainan. �Jerapah, Kakimu kenapa, mengapa kamu terlentang begitu?� Tanya kelinci sambil melihat kaki jerapah yang kaku mengacung ke atas. �Kakiku sakit sekali...!!! kakiku kejang, mungkin karena aku belum melakukan pemanasan seperti kamu sebelum bertanding tadi, aku sangat sulit untuk berjalan sendiri, tolong aku kelinci!!!.� Pinta Jerapah. �Baiklah Jerapah, aku akan membantumu menuruni bukit ini, dan kita harus segera memberikan buah apel ini kepada Paduka raja Singa.� Kata Kelinci sambil membantu jerapah untuk berdiri. �Maafkan aku ya kelinci, selama ini aku sudah bersikap buruk kepada kamu dan teman-teman yang lain.� Kata Jerapah sambil menampakkan raut menyesali perbuatannya yang lalu. �Kita harus selalu bersikap baik dengan semua orang sekalipun ia sudah berbuat jahat kepada kita. Mari... kita harus segera turun ke istana.� Ucap kelinci. �Kamu bergitu mulia hatinya. saya sangat menyesal dengan telah berbuat yang tidak baik padamu�. Kata Jerapah sambil beranjak menuruni bukit.

Tidak beberapa lama kemudian Jerapah dan kelinci sampai di depan istana, kelinci yang membawa buah apel pelangi langsung memberikannya kepada Singa di dalam istana. Dengan disaksikan oleh banyak binatang lain, Baginda Singa pun segera memakan buah itu dan seketika ia pun sembuh dari sakitnya. Para hewan pun bersorak gembira dan mengucapkan selamat untuk Kelinci karena ia sudah berhasil menyembuhkan sang Raja. Raja Singa memenuhi janjinya, ia memberikan mahkota pangeran dan dua peti emas kepada Kelinci. �Kelinci, Aku sangat berterima kasih kepadamu, kamu sudah berhasil menyembuhkanku dengan buah yang kau bawa. Sekali lagi, Terima Kasih Banyak.� Kata Raja Singa. �Iya Raja, aku sangat senang bisa membantu paduka. Dan terima kasih banyak atas hadiah yang paduka berikan ini.� Kata Kelinci dengan sopan.

Tiba-tiba Jerapah menghampiri Kelinci. �Kelinci, Sekali lagi terima Kasih ya, karena tadi kamu sudah menolongku, dan selamat kamu sudah menjadi Pangeran di Hutan ini. Selamat ya teman, kamu masih tetap mau menjadi temanku kan?� Kata Jerapah sambil tersenyum dan berharap. Semua pun kaget dengan sikap Jerapah yang lembut , karena selama ini ia bersikap buruk kepada semua hewan. �Iya Jerapah, aku senang bisa membantumu dan bisa membuatmu berubah sikap menjadi baik. Iya, kamu tetap akan menjadi temanku untuk selamanya.� Kata Kelinci sambil tersenyum. Hewan-hewan yang lain pun ikut terharu dan bahagia dengan kejadian yang baru saja dialaminya. Jerapah pun menjadi hewan yang baik hati, suka membantu hewan lain yang kesusahan dan tidak sombong lagi. Sementara Kelinci menjadi pangeran hutan yang selalu baik dan membantu warga hutan dan teman-temannya. Mereka pun hidup rukun damai sentausa dalam kebersamaan di Hutan itu.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Jerapah dan Kelinci adalah : Janganlah kita merasa paling pandai dan sombong kepada orang lain. Orang yang sombong dan merasa paling pintar dan serba bisa suatu saat pasti membutuhkan bantuan orang lain, bahkan bukan tidak mungkin bantuan itu datang dari orang yang kita musuhi dan dianggap bodoh dan lemah.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.

Baca selengkapnya

Dongeng Fabel Keledai Yang Cerdas Lengkap

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Keledai Yang Cerdas, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Keledai Yang Cerdas, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.

Alkisah di sebuah perkampungan, tinggalah seorang Petani dengan keledainya. Suatu hari, keledai milik petani terperosok ke dalam lubang bekas galian yang cukup dalam. Hewan itu tidak bisa keluar dari parit tersebut dan terus menangis antara takut dan kesakitan, sementara Pak Tani berusaha sebisanya mengeluarkan hewan itu dari sana. Upaya penyelamatan itu berkali-kali dilakukan namun selalu gagal. Dari dalam lubang galian itu sudah tidak terdengar lagi rengekan si keledai. Baik Pak Tani maupun si keledai sama-sama terkuras tenaganya dan merasa letih.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Dengan putus asa akhirnya, Pak Tani memutuskan untuk meninggalkan keledainya di dalam lubang itu sendirian. Dia berpikir keledainya sudah sangat tua dan tidak produktif lagi maka tidak ada ruginya jika ia ditinggalkan dan mati di dalam lubang itu.

Setelah beberapa hari, dan mengira si keledai telah mati. Pak Tani datang ke lubang bekas galian itu dengan mengajak para tetangganya untuk datang membantunya menguruk lubang bekas galian itu. Selain lubang itu berbahaya jika dibiarkan ada, dia juga bermaksud mengubur si keledai. Mereka membawa cangkul dan sekop dan mulai melemparkan tanah ke dalam lubang yang menyerupai sumur itu. Mereka pun mulai menimbun keledai itu. Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi dan menimpanya, ia menangis sedih, ternyata Pak Tani tega berbuat seperti itu padanya. Tetapi kemudian, semua orang kagum dan takjub karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah dituangkan ke dalam lubang, si petani melihat ke dalam lubang untuk memastikan keadaan si keledai yang malang itu. Namun ia kaget dan tercengang, dia tidak percaya pada apa yang dilihatnya.

Walaupun punggungnya terus ditimpa bersekop-sekop tanah dan pasir, si keledai melakukan sesuatu yang diluar nalar manusia. Ia menggoyang-goyangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu ia berpijak diatas tanah itu. Sementara para tetangga Pak Tani terus menuangkan tanah dan pasir makin banyak ke atas punggung hewan itu. Si keledai terus melanjutkan menggoyangkan badannya dan melangkah naik diatas tanah yang turun dari punggungnya. Sampai akhirnya kepala si keledai bisa melihat permukaan tanah yang hampir rata menutup lubang tempatnya terjebak. Segera saja si keledai melompat keluar dari lubang dan menyepak pak petani hingga jatuh tersungkur dan lalu melarikan diri ke rerimbunan pohon di pinggiran hutan.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Keledai Yang Cerdas adalah : Kadang sesuatu yang dianggap oleh kita sebagai sebuah derita atau hal yang tidak disukai, jika kita mampu memahami dan memanfaatkan dengan bijak maka akan berubah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi kita. Permasalahan dalam hidup bukanlah suatu alasan untuk kita berputus asa, belajar dari cerita keledai yang pintar kita bisa merubah suatu masalah menjadi solusi yang bisa mendewasakan dan berpengaruh baik buat kita.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.

Baca selengkapnya

Senin, 24 Agustus 2015

Dongeng Fabel Kerbau dan Sapi Lengkap

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kerbau dan Sapi, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Fabel Kerbau dan Sapi, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.

Pada zaman dahulu kala, di suatu tempat terdapat sebuah desa yang pemandangannya sangat indah. Tapi, di tempat itu pada siang hari matahari bersinar sangat panas. Di sawah, para petani mengairi sawah-sawah mereka secara rutin dan tidak boleh sampai lupa untuk mengairinya sebab bila lupa, sawah mereka bisa mengering seketika dan akan menyebabkan tanaman padinya mati. Tampak seekor kerbau sedang mondar mandir kepanasan mencari kubangan untuk berendam mendinginkan badan. Dari arah lain tampak seekor Sapi yang juga sedang mencari air, rupanya dia juga sedang kegerahan siang itu. Akhirnya kerbau dan sapi bertemu dan sepakat untuk mencari kubangan untuk berendam bersama-sama.

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Mereka berjalan menyusuri pematang sawah yang tampak basah, rupanya pak Tani baru saja mengairi sawahnya. Si sapi berkata kepada kerbau. "Aduh hari makin panas saja. Aku serasa mau pingsan. Bagaimana ya kita bisa mendinginkan badan kita agar tidak kepanasan?" Lalu si kerbau menjawab, "Bagaimana kalau kita berendam di sawah pak petani saja, tampaknya sawahnya banyak airnya?" Lalu si sapi berkata lagi. "Tapi apakah pak petani tidak akan marah bila kita berendam di sawahnya,sedangkan disana banyak tanaman padi?" Tanya si Sapi, lalu kerbau menjawab. "Tenang saja pak petani pasti sedang beristirahat dan tidak menjaga sawahnya. Kita akan berendam hingga puas di sawah pak petani."

Kemudian mereka berduapun pergi berendam ke sawah pak petani. Sesampainya mereka disana, mereka langsung melepas baju (kulit) mereka dan segera berendam di sawah tersebut. Mereka merasa lega karena dapat berendam untuk mendinginkan badan. Si sapi berkata. "Asyikk... Akhirnya kita bisa berendam juga." Lalu kerbau berkata, "Iya. Aku juga merasa lega sekarang."

Namun, tiba-tiba tanpa di sangka-sangka pak petani datang untuk memeriksa sawahnya. Seketika kerbau dan sapi langsung mengambil baju mereka dan lari terbirit-birit. Ketika mereka sampai di rumah masing-masing, mereka memakai baju mereka dan ternyata baju mereka tertukar. Akhirnya mereka memakai baju yang ada yaitu sapi memakai baju kerbau yang sangat longgar dan kerbau memakai baju sapi yang sangat sempit. Itulah sebabnya sampai saat ini sapi bajunya longgar dan kerbau bajunya sempit.

Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Kerbau dan Sapi adalah : Jangan melakukan sesuatu dengan terburu-buru karena hasilnya tidak akan memuaskan, bahakan bisa merugikan diri kita. Seperti sapi dan kerbau karena terburu-buru akhirnya bajunya tertukar dan merugikan mereka sendiri.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.

Baca selengkapnya

Cerita Dongeng Kancil, Semut dan Cicak Lengkap

Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Kancil, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel.
Cerita Dongeng Indonesia adalah Portal Edukasi yang memuat artikel tentang Cerita Dongeng Kancil, Semut dan Cicak, Dongeng Anak Indonesia, Cerita Rakyat dan Legenda Masyarakat Indonesia, Dongeng Nusantara, Cerita Binatang atau Fabel. 

Pada Zaman dulu, disebuah hutan tinggallah seekor kancil, cicak dan kawanan semut. Mereka hidup dengan bahagia di hutan tersebut. Hanya saja si Cicak agak nakal dan sering mengganggu teman-temannya. Suatu hari Kancil sedang bercengkrama dengan kawanan semut. Dia meloncat-loncat di sepanjang jalan setapak di hutan itu, sementara para semut berlari-lari di belakangnya sambil menari dan menyanyi.

Ketika para semut melihat segerombol buah apel merah yang ranum, mereka berteriak-teriak pada Sang Kancil untuk memetiknya. Maka Sang Kancil dengan gesit melompat dan menyundul apel-apel itu hingga jatuh ke tanah. 

Baca Cerita Dongeng Ini Selengkapnya :
Tak berapa lama kemudian para semut merubungi apel-apel tersebut dan mulai memotongnya menjadi potongan kecil-kecil. Sebagian dipanggul, sebagian lagi didorong beramai-ramai. Begitulah acara bermain dihentikan sejenak setelah mereka menemukan tempat yang nyaman untuk beristirahat sambil menikmati buah apel.

Namun saat para semut sedang berpesta apel, tiba-tiba muncul Cicak yang merayap cepat dan Happp!!! menangkap potongan apel yang paling besar dengan lidahnya lalu cepat-cepat kabur ke balik semak-semak. �Waaaduhhh ada pencuri! Pencuri! Pencuri!� teriak para semut dengan kagetnya. 

Kancil yang sedang enak-enak berjemur sambil menikmati manisnya buah apel jadi kaget. Kemudian setelah tahu apa yang telah terjadi maklumlah dia. Rupanya ada cicak badung yang berulah menyerobot potongan apel yang di bawa para semut. Setelah berpikir sejenak, Si Kancil yang sangat bijaksana ini membisikkan suatu rencana pada para semut. Sontak setelah mendengar kata-kata yang dibisikkan, para semut serentak tertawa terpingkal-pingkal. 

Sang Kancil melompat ke semak-semak dan sebentar kemudian kembali dengan membawa segenggam buah kecil berwarna merah. Para semut membawa potongan buah merah itu sambil sebentar-sebentar berhenti karena tak kuat menahan tawa. Rupanya para semut menganggap rencana mereka benar-benar sangat lucu. Pesta dimulai lagi, para semut kembali makan apel yang telah dipotong kecil-kecil. Buah merah pemberian Sang Kancil sengaja diletakkan di pinggir dan tidak dijaga oleh para semut. Mereka tertawa, bergandengan tangan, menari sambil sebentar-sebentar melirik ke tumpukan buah merah di pinggiran. 

Disaat para semut sedang berpesta, tiba-tiba Cicak kembali datang dan langsung menangkap buah-buah merah yang diletakkan di pinggir lalu kabur. Anehnya bukannya marah, tapi para semut malahan tertawa terpingkal-pingkal melihat Cicak membawa lari buah-buah itu. Terdengar suara tawa para semut riuh rendah mentertawakan Cicak yang lari sambil menggondol buah merah. Cicak yang tengah berlari itu jadi bertanya-tanya mengapa para semut tertawa terbahak-bahak melihat dia mencuri buah merah. Kemudian dicicipinya buah merah itu, hhmmm rasanya manis dan enak. Tak terasa beberapa saat kemudian dia sudah tertidur kekenyangan dan lupa dengan pertanyaan yang timbul dalam benaknya. 

Saat terbangun si Cicak penasaran dengan tawa para semut. Maka dia kembali mendekat dan mengintip ingin tahu apa yang aneh dengan para semut. Dilihatnya Sang Kancil sedang dikerumuni para semut sambil berbicara sesuatu. �Jadi buah merah tadi bukan cabe yah???. Percuma dong kita gagal memberi pelajaran pada si pencuri� kata seekor semut paling besar mewakili teman-temannya. Rupanya para semut tertawa terpingkal-pingkal karena menyangka buah yang mereka letakkan di pinggir adalah cabe, sehingga si pencuri akan kepedasan saat memakannya. Saat tahu buah merah itu bukan cabe mereka jadi kecewa. �Kalian terlalu tulus untuk bisa menjebak orang lain. Kalian tak bisa menahan tawa terpingkal-pingkal mendengar rencanaku. Pastilah si pencuri akan curiga dan meneliti buah yang dicurinya. Saat tahu itu cabe, dia tidak akan memakan dan akan kembali untuk mencuri buah lainnya. Jadi aku ganti saja dengan buah strawberry yang banyak di sekitar sini. Biar saja dia kenyang, biar tidak mengganggu kita lagi� kata Kancil

Para semut saling berpandang-pandangan dan mengakui bahwa mereka tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa. Pastilah si pencuri mendengar tawa itu dan jadi curiga. Para semut memang tidak bisa berpura-pura, mereka selalu jujur dalam bertindak dan berkata-kata. �Pencurinya adalah si Cicak. Biarlah nanti aku datang ke rumahnya sambil membawa sekeranjang strawberry dan sedikit nasehat. Biar dia tidak mencuri lagi� kata Si Kancil. 

Tak terasa, Si Cicak meneteskan air mata mendengar semua kata-kata Si Kancil. Rupanya Sang Kancil mengganti cabe dengan apel bukan saja karena para semut tidak bisa menahan tawa, tapi juga karena dia sayang pada Cicak kecil. Buktinya Sang Kancil akan datang ke rumahnya sambil membawa sekeranjang strawberry. Diam-diam Cicak kecil merasa dirinya telah melakukan perbuatan hina dina pada makhluk-makhluk yang baik hati.

Pesan Moral Cerita Dongeng Kancil, Semut dan Cicak adalah : Jangan kita balas kejahatan dengan kejahatan. dengan kita berbuat baik pada orang yang telah menjahati kita, maka orang tersebut akan berfikir dan kemungkinan besar akan menyadari kesalahannya. Berbuat baik adalah perbuatan mulia.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.

Baca selengkapnya