Jumat, 27 Mei 2011

Inilah Asal Mula Dan Penemu Mie Instant

Barang kali kita pantas berterima kasih kepada Mamofuku Ando, orang Jepang kelahiran Chiayi, Taiwan, 5 Maret 1910
Berkat kerja keras dan jerih payahnya kita sekarang bisa menikmati kelezatan mie instan. Makanan cepat saji dengan banyak penggemar, yang masuk ke Indonesia pada pertengahan tahun 1960-an.
Begini ceritanya�
Ditinggal orang tuanya, Ando yang berumur 3 tahun harus membantu neneknya mengurus rumah. Balita ingusan itupun mesti menjaga toko. Belum lagi harus mencuci pakaian dan mamasak. Hasilnya positif, ia jadi pintar masak-memasak, tapi sebaliknya sekolahnya terlantar.
Beranjak remaja dan dewasa, ia berkeinginan mejadi pedagang. Harta peninggalan orang tuanya pun digunakan untuk berdagang pakaian rajutan di Taiwan dan Osaka, Jepang. Usahanya terbilang maju.
Ia pun bisa kembali ke bangku sekolah menyelesaikan pendidikan yang sempat terbengkalai. Ia lulus program magister ekonomi Universitas Ritsumeikan pada tahun 1934 dan mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa diterimanya dari universitas yang sama pada tahun 1994.
Namun kemudian ia dituduh korupsi dalam perdagangan senjata dan onderdil pesawat. Ia lantas dijebloskan ke penjara. Setelah 2 tahun hidup di penjara, ia pun dibebaskan. Pada 1956, satu-satunya harta yang tertinggal adalah rumah.
Masa itu Amerika Serikat sedang gencar-gencarnya menyumbangkan gandum ke Jepang yang sedang paceklik pangan. Harga terigu menjadi murah. Pemerintah Jepang pun menganjurkan rakyatnya mengonsumsi roti dan terigu sebagai pengganti nasi.
Melihat banyak orang melahap mie, di dekat toserba hankyu di Osaka, pikiran Ando terbuka. Mengapa tidak membuat mie dari terigu? Bukankah orang Jepang sangat menyukai mie.
Apalagi mie dirasa enak, murah, tahan lama, dan tidak sulit mengolahnya.
Ide itu terus dipikirkannya. Cuma ia tidak mau membikin mie biasa yang sudah banyak beredar di pasaran. Ia ingin membuat mie bentuk lain yang enak, lebih cepat dan mudah diolah, serta gampang didapat dimana-mana.
Ando mulai mewujudkan impiannya dengan membeli mesin pembuat mie dan bereksperimen membuat mie instant di halaman belakang rumahnya. Mula-mula mie digoreng agar lebih awet, gurih, dan cepat diolah.
Lalu menimbang-nimbang rasa yang pas untuk kuah itu. Dipilihnya kuah ayam karena yang netral. Ando membawa contoh mie instannya ke sebuah toko serba ada. Ternyata semuanya ludes hari itu juga. Waktu itu tahun 1958.
Halaman rumahnya tak cukup menampung pesanan. Ia memindahkan usahanya ke sebuah gudang kosong di Osaka. Di sana Ando membuat mie instant dibantu keluarganya.
Sejak itu perusahaan-perusahaan besar terus menerus ingin menjadi penyalur mie instannya.
Desember 1958, Ando menamai perusahaannya Nissin Foods. Beberapa bulan kemudian ia pindah ke sebuah pabrik seluas 20.000m2.
Ia menerima penghargaan Ordo Matahari Terbit Kelas II dari Pemerintah Jepang. Chicken Ramen dan Cup Noodles adalah produk-produk ciptaannya.
Tahun 1960 ia membuka pabrik kedua, dan tahun berikutnya lahir pabrik baru lagi.
Meski mie instant laris manis, Ia tak bosan-bosan bereksperimen untuk terus memperbaiki mutu. Bahkan ada keinginan memperkenalkan dan mejualnya ke luar negeri.
Untuk melihat semua kemungkinan itu, ia pergi berkeliling Eropa dan Amerika tahun 1966. Di sana ia melihat orang makan mie dengan garpu, tanpa kuah dan memakai piring, dan menyeruput mie dianggap tidak sopan.
Ia juga mengamati ada kaldu yang bisa dilarutkan dengan air panas tanpa harus dimasak. Ada gelas kertas sekali pakai dan kertas almunium sebagai wadah kedap udara.
Ando pun mendapat ilham membuat mie instant dalam wadah berbahan stereofoam, yang lantas ditutup rapat dengan lembaran aluminium. Mie gelas itu tidak perlu dimasak, cukup diseduh. Supaya tidak hancur terkocok-kocok, mie dibuat lebih tebal. Disediakan pula garpu untuk memakannya.
Di puncak keberhasilannya, Ando yang pada tahun 1988 genap berumur 77 tahun, membuka Foodeum di Shinjuku, Tokyo.
Gedung itu disebut pula ISTANA MIE karena mempunyai beberapa restoran mie, tempat disko, dan museum mie.
Mamofuku Ando meninggal di Ikeda, Osaka, 5 Januari 2007 pada umur 96 tahun. Meninggal dunia karena gagal jantung di Rumah Sakit Kota Ikeda, Prefektur Osaka
Peringatan 100 tahun kelahiran Momofuku Ando dirayakan pada 5 Maret 2010. Acara spesial berjudul Instant Ramen Hatsumei Monogatari : Ando Momofuku-den (Kisah Penemuan Mi Instan: Biografi Momofuku Ando) ditayangkan secara nasional oleh Tokyo Broadcasting System.
Dalam film dokumenter ini, Momofuku Ando diperankan oleh Ry?ji Harada, narasi oleh Kazuo Tokumitsu dan Miki Takai.
Prinsip utama dari darinya adalah, �Dunia damai kalau semua orang cukup makan�, �Makan yang benar membuatmu cantik dan sehat�, dan �Produksi makanan adalah melayani rakyat�. Ketiga butir prinsip tersebut dijadikan prinsip dasar kegiatan bisnis dan pengembangan produk Nissin Foods.
Baca selengkapnya

Inilah Perubahan Warna Pada Bunglon Karena Emosi

Bunglon merupakan sejenis reptil yang termasuk ke dalam suku (familia) Agamidae. Banyak orang yang mengartikan bahwa bunglon mengubah warna kulitnya sebagai kamuflase atau respon terhadap musuh dan bahaya. Padahal, sesungguhnya tidaklah demikian.
Bunglon atau londok (bahasa Sunda) memang memiliki kemampuan untuk mengubah warna kulitnya. Tetapi, bunglon tidak bisa berubah kulit ke semua warna, melainkan hanya ke warna-warna tertentu saja.
Lalu, mengapa bunglon dapat mengubah warna kulitnya? Tentu saja hal ini didukung oleh adanya fungsi dalam tubuh bunglon yang mendukung fungsi tersebut.
Mempunyai sel-sel warna
Bunglon memiliki sel-sel warna di bawah permukaan kulitnya yang transparan. Di bawah lapisan ini terdapat dua lapisan sel yang mengandung pigmen berwarna merah dan kuning (juga disebut chromatophores). Di bawahnya lagi ada lapisan sel yang merefleksikan warna biru dan putih. Lalu di bawahnya lagi ada lapisan melanin untuk warna coklat (seperti yang dimiliki manusia).
Warna-warna dalam tubuh bunglon ini terjadi sesuai keadaan cahaya dan suhu di luar tubuhnya. Jika itu terjadi, faktor kimia di dalam tubuh bunglon segera bereaksi yang menyebabkan lapisan sel ini berkontraksi atau melebar.
Nah, kalau bunglon dalam kondisi tenang, biasanya warna yang tampak adalah warna hijau karena sel kuningnya tidak terlalu melebar sehingga masih bisa memantulkan sel biru dari bawahnya.
Sementara pada bunglon yang marah bisa saja warna yang nampak adalah kuning, karena selnya melebar semua sehingga tidak menampakkan refleksi warna biru.
Jadi, perubahan kulitnya terjadi sebagai respon atas suhu, cahaya dan juga mood atau emosinyanya. Emosi? Ya betul, kan bunglon juga binatang yang mempunyai emosi.
Baca selengkapnya

Inilah Asal Usul Nama INDONESIA

Pada zaman purba, kepulauan tanah air Indonesia disebut dengan beraneka ragam nama.
Dalam catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan Indonesia dinamai Nan-hai (Kepulauan Laut Selatan).
Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang).
Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa (Pulau Emas, yaitu Sumatra sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.
Bangsa Arab menyebut tanah air kita Jaza�ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil �Jawa� oleh orang Arab. Bahkan orang Indonesia luar Jawa sekalipun.
Dalam bahasa Arab juga dikenal Samathrah (Sumatra), Sholibis (Sulawesi), Sundah (Sunda), semua pulau itu dikenal sebagai kulluh Jawi (semuanya Jawa).
Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah �Hindia�. Semenanjung Asia Selatan mereka sebut �Hindia Muka� dan daratan Asia Tenggara dinamai �Hindia Belakang�. Sedangkan tanah air memperoleh nama �Kepulauan Hindia� (Indische Archipel, Indian Archipelago, l�Archipel Indien) atau �Hindia Timur� (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang juga dipakai adalah �Kepulauan Melayu� (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l�Archipel Malais).
Pada jaman penjajahan Belanda, nama resmi yang digunakan adalah Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur).
Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde, yang artinya juga �Kepulauan Hindia� (bahasa Latin insula berarti pulau).
Awal Mula Nama �Nusantara�
Pada tahun 1920-an, Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (1879-1950), yang dikenal sebagai Dr. Setiabudi (cucu dari adik Multatuli), memperkenalkan suatu nama untuk tanah air kita yang tidak mengandung unsur kata �India�.
Nama itu tiada lain adalah Nusantara, suatu istilah yang telah tenggelam berabad-abad lamanya. Setiabudi mengambil nama itu dari Pararaton, naskah kuno zaman Majapahit yang ditemukan di Bali pada akhir abad ke-19 lalu diterjemahkan oleh J.L.A. Brandes dan diterbitkan oleh Nicholaas Johannes Krom pada tahun 1920.
Pengertian Nusantara yang diusulkan Setiabudi jauh berbeda dengan pengertian nusantara zaman Majapahit. Pada masa Majapahit, Nusantara digunakan untuk menyebutkan pulau-pulau di luar Jawa (antara dalam bahasa Sansekerta artinya luar, seberang) sebagai lawan dari Jawadwipa (Pulau Jawa). Sumpah Palapa dari Gajah Mada tertulis �Lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa� (Jika telah kalah pulau-pulau seberang, barulah saya menikmati istirahat).
Oleh Dr. Setiabudi kata nusantara zaman Majapahit yang berkonotasi jahiliyah itu diberi pengertian yang nasionalistis. Dengan mengambil kata Melayu asli antara, maka Nusantara kini memiliki arti yang baru yaitu �nusa di antara dua benua dan dua samudra�, sehingga Jawa pun termasuk dalam definisi nusantara yang modern. Istilah nusantara dari Setiabudi ini dengan cepat menjadi populer penggunaannya sebagai alternatif dari nama Hindia Belanda.
Sampai hari ini istilah nusantara tetap dipakai untuk menyebutkan wilayah tanah air dari Sabang sampai Merauke.
Awal Mula Nama Indonesia
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh.
Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.
Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations. Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis:
�� the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians�.
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (Srilanka) dan Maldives (Maladewa). Earl berpendapat juga bahwa bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.
Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago. Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah �Indian Archipelago� terlalu panjang dan membingungkan. Logan memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan:
�Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago�.
Ketika mengusulkan nama �Indonesia� agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama �Indonesia� dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.
Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air pada tahun 1864 sampai 1880.
Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah �Indonesia� di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah �Indonesia� itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indie tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah �Indonesia� itu dari tulisan-tulisan Logan.
Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah �Indonesia� adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.
Nama indonesisch (Indonesia) juga diperkenalkan sebagai pengganti indisch (Hindia) oleh Prof Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander (pribumi) diganti dengan indonesi�r (orang Indonesia).
Tenyata seru juga mempelajari sejarah Negara kita sobs��. Banyak yang ternyata kita belom tau. Nah semoga dari baca ini kita semua jadi semakin tau, ternyata Inilah Indonesia..
Baca selengkapnya

Selasa, 10 Mei 2011

Inilah Johann Gutenberg printing press inventor figures 1400-1468

Inilah Johann Gutenberg printing press inventor figures 1400-1468

Commonly considered the inventor Johann Gutenberg printing press. What he actually did was to develop the first method involved the use of print and the printing press in the form such a way that the various kinds of written material can be printed quickly and accurately.
There was no finding that jumped out of one's thoughts, not even the printing press. Seals and seal spheres adhere to the principle that the process is similar to block printing was known in China for centuries before Gutenberg was born and the evidence shows that in the year 868 AD a printed book was discovered in China. A similar process has been known in Europe before Gutenberg. Print block allows printing many copies of certain books. This process has one big disadvantage: because a new and complete set of woodcut or metal must be made to a book, by itself it is not practical to print a wide variety of books.
Often called the most important contributions was the discovery in the field of Gutenberg printing letters that can move. In this case too similar things have been discovered in China around the middle of the 11th century AD by a man named Pi Sheng. The letters original print made from a kind of land that can not be durable. Meanwhile, some Chinese and Koreans have done a series of improvements and work well before Gutenberg. The Koreans use metal printing letters, and the Korean government helped a smelter to produce printed letters at the beginning of the 15th century AD Apart from all this, is also wrong to assume Pi Sheng had a special influence. At the first level, Europeans do not learn to print letters move from China but on his own creations. Second, the printing by way of printed letters move has never been used in general in China's own until just recently when modern printing procedures they learned from the West.
There are four essential components of modern way of printing. First, print letters that move, following some adjustment procedures and placement of letters established. Second, the printing press itself. Third, matching ink to produce prints. Fourth, the materials such as paper to print them. Paper has been found in China years before the printing press by Ts'ai Lun and its use was widespread in Europe before the days of Gutenberg. That is the only element of the Gutenberg printing process that is ready to be. Although others have done all kinds of work on each component, but Gutenberg has successfully assorted improvements. For example, he developed a metal alloy for printing letters poured molten metal to block print letters correctly and accurately; oil printing ink and pressure equipment needed to print.
However, the overall contribution of Gutenberg mind is bigger than anyone else in terms of perfecting the printing press. Its importance lies in its success mainly combines all the elements of the printing press to be an effective and productive system. Therefore, printing machines, in contrast with other previous findings, a large-scale production process are key. Sepucuk rifle itself is far more effective than a bow and arrow. A printed book is not much different from the results of a handwritten book. Excess printing machine thus lies in its massive production terms. What has been developed by Gutenberg was not the invention of a device or reason, and not just a series of improvements, but a complete production process.
Biographical Treasury Gutenberg us about yourself so rare, we only know he was born in Germany around 1400 AD in the city of Mainz. His contributions to the art prints in the mid-century prints and terbagusnya job - what is called the Gutenberg Bible - printed in Mainz around the year 1454 AD Oddly, the name of Gutenberg was never listed in any book, nor in the Gutenberg Bible, although he himself clearly printed by means of discovery.
Gutenberg did not ever appear as a businessman, he really had no desire to money from his invention. He was frequently involved with court charges resulting in the need for him to pay ransom in the form of equipment furnished to his friend named Johann Fust. Gutenberg died in 1468 in the town of Mainz.
One of the Gutenberg influence in world history can be profitable if we associate with the development in China and Europe in the next period. At the time of Gutenberg was born, the two regions was almost as advanced. But after Gutenberg invented printing European darted forward with the speed, while China - which still uses the block print - its development is rather slow. Maybe too much if we say the development of printing the only factors that cause different degrees of progress, but the findings clearly have important meaning that can not be removed.
Also worth noting if only three people in this book list live in the five centuries before Gutenberg, while sixty-seven live in the five centuries after Gutenberg's death. This shows how the invention Gutenberg very meaningful - even can be called an important discovery - in relation to the progress of the revolution trigger the withdrawal of the modern era.
Alexander Graham Bell may not even born into the world but the phone remains found at the same time in history. So also could take a sample of other inventions, without Gutenberg, the invention of modern printing will be delayed a few generations, and measured its effects from the great, unmistakable Gutenberg to honor the order listed in this book.
Baca selengkapnya
Inilah Ferdinand Magellan 1480-1521

Inilah Ferdinand Magellan 1480-1521

Portuguese explorer Ferdinand Magellan's expedition leaders heralded as the first round of the universe. Expedition may be the greatest journey in the history of mankind. Total long the whole journey covers a little less than three years. Of the five ships of small size, the slow, fragile Magellan used, only one ship capable of returning to Europe safely, and of 265 sailors who participated, only 18 who come home alive! Magellan himself alone, including one who died on the way (even after he exceeded the time of the most difficult and dangerous). But in the end the expedition was successful, and bring proof that the world is really round.
It is very clear, the success of this expedition, in essence related to the leadership of Magellan with a steely determination. Many of his men who wanted to return after only a few months to take cruises, and surely not compelled Magellan could not suppress their rebellious intentions and determined to continue his intentions. The combination of expertise and stability determination make him considered the greatest sailors and explorers of all sailors, navigators that ever existed.
Real influence of what actually accomplish little. The Europeans who learned already as a mere indeed understand this earth round, not square and not flattened nor like a piece of board. And the route taken by Magellan nor become an important trade route. Nothing like a trip Vasco da Gama, Magellan's trip did not have a major impact both for Europe and the East. Therefore, despite his courage, fame, is not sufficient that the group signed a hundred.
Baca selengkapnya
Inilah Challenge Ki Ageng Kedu

Inilah Challenge Ki Ageng Kedu

That the Holy Sunan was a tall and powerful Guardians knowledgeable society is understandable, but there is one who feels more powerful than the Sunan Kudus. The man named Ki Ageng Kedu. A powerful body only has the science of relief in such a way that just by throwing a winnowing tray and then he jumped into the air to rest on the winnowing that he too can fly according to her wishes.
One day the curious Ki Ageng Kedu of supernatural power of the Holy Sunan want to try to contest his supernatural powers. As usual, he took a winnowing tray and then flew to the holy area. People who see it feel awe and wonder, Ki Ageng Kedu slip by so quickly over people's homes. When Ghost was in the area he did not go straight down from tampahnya, mala laughter around the Holy city. Sunan Muridmurid Holy been curious to see kepongahannya, but it has not come out of Sunan Holy Mosque, he was still reading dhikr after prayer. He also did not feel surprised when out of the mosque to see Ki Ageng Kedu yelling her name.
"O Holy Sunan come on out! Face Ki Ageng Kedu I want to challenge you shoot magic! "
Suddenly the Holy Sunan menundingkan hand toward Ki Ageng Kedu while saying, "I'm here Ki Ageng Kedu!"
Immediate blood tersirap Ki Ageng Kedu. Winnowing the driving suddenly shaky here and there. Uncontrolled again, his body suddenly turned into a light weight and immediately sucked in by the force of gravity, even as it struck down by a supernatural power that is not visible to the eye. Ki Ageng Kedu body thrown into the muddy ground, which
in the Javanese language called Jember, until now where it fell Ki Ageng Kedu called Jember.
After collapsing to the ground is muddy and dirty, all the magic Ki Ageng Kedu vanished instantly. He has turned into a human being, unable to fly again as before.
Baca selengkapnya
Inilah Tokoh Sejarah Dunia Part II

Inilah Tokoh Sejarah Dunia Part II

Tokoh Sejarah Dunia Bagian Dua 

  Kumpulan Artikel Tentang Tokoh Sejarah Dunia Sepanjang Masa Sepanjang Jaman Bagian Kedua
Baca selengkapnya